The Siwa Oasis (Arab: واحة سيوة, Wāḥat Swah) adalah oasis perkotaan di Mesir yang terletak di antara dataran rendah Qattara dan Lautan Pasir Besar di Gurun Barat, hampir 50 km (30 mil) di timur perbatasan Libya, dan 560 km (348 mil) dari Kairo. Panjangnya kota ini sekitar 80 km (50 mil) dan lebar 20 km (12 mil), Siwa Oasis adalah salah satu pemukiman paling terpencil di Mesir, dengan jumlah penduduk sekitar 33.000 orang, sebagian besar penduduk berasal dari suku Berber, yang mengembangkan budaya unik dan bahasa berbeda dari keluarga Berber yang disebut Siwi.

Dahulu tempat ini mempunyai peran sebagai rumah bagi peramal Ammon, reruntuhan yang merupakan objek wisata populer yang memberi oasis nama kuno Oasis of Amun Ra. dan secara historis tempat ini merupakan bagian dari Libya Kuno.

Kota yang berada 19 meter di bawah permukaan laut ini pada masa Mesir Kuno dikenal dengan nama adalah Sekht-am, yang berarti “tanah sawit”, dan oleh orang Arab menyebutnya Santariyyah.

Nama modernnya Siwa, pertama kali muncul pada abad ke-15; sedangkan penggunaan nama siwa sendiri tidak diketahui secara pasti. Beberapa ahli sejarah menghubungkannya dengan kata asiwan (kata dalam bahasa Berber Tašlḥiyt ) sejenis burung pemangsa, (Amun -Ra salah satu simbolnya adalah elang).

Kota ini juga mempunyai budaya tradisional yang berbeda dari mesir yang di sebabkan oleh penduduknya dari suku berber dan juga karena pada masa lalu untuk bisa ke tempat ini harus melalui gurun berpasir, membuatnya menjadi kota yang terisolir dari dunia luar.

Tempat ini juga mempunyai sejarah yang kaya, dahulu Alexander Agung datang ke tempat ini untuk berkonsultasi dengan Oracle of Amun pada tahun 331 SM. Para arkeolog, seperti Liana Souvaltsis menyiratkan bahwa pemimpin militer besar itu juga dimakamkan di sini, tetapi tidak ada bukti nyata. Raja Persia juga pernah memimpin pasukan 50.000 orang ke daerah itu untuk menghancurkan kuil oracle, tetapi seluruh pasukan hilang di padang pasir.

Daerah ini terkenal dengan kurma dan buah zaitunnya, dan merupakan salah satu pemandangan paling indah di Mesir. Minyak zaitun masih dibuat secara tradisonal dengan menghancurkan zaitun dari 70.000 pohon zaitun dengan hanya menggunakan batu. Pohon kurma di tempat ini mencapai 300.000 dan buahnya dikumpulkan oleh zaggala (pengusung tongkat), yang harus tetap perjaka hingga usia empat puluh tahun.

Selain itu daerah ini juga terkenal dengan mata airnya, yang jumlahnya sekitar 1.000. Airnya berasa manis, dan konon memiliki sifat medis.

Ketika berwisata ke tempat ini di sarankan untuk mendatangi Benteng Shali, Gebel al-Mawta / Gunung Orang Mati, Pulau Fatnis (Pulau Fantasi), Kuil Oracle Amun / Aghurmi, Danau Siwa, Kolam Cleopatra, Museum Tradisi Siwan, atau bersafari di Lautan Pasir yang luas.

Scroll to top